Senin, 29 November 2010

Raja ampat ""

Kepulauan Raja Ampat merupakan kepulauan yang berada di barat pulau Papua di provinsi Papua Barat. Pemandangan Raja Ampat Papua mirip dengan Phi Phi Island yang ada di Thailand, bahkan lebih indah dari Phi Phi Island. Di Raja Ampat Papua kita bisa melihat pulau-pulau yang berbukit-bukit hijau dengan air laut yang jernih.

Berikut ini merupakan foto-foto dari kepulauan raja ampat :

Untuk lebih jelasnya silakan anda masuk ke website tentang  "kepulauan raja ampat

Puncak Jaya Wijaya


Pegunungan Jaya Wijaya terletak di bagian tengah dari Papua, tepatnya di kawasan Jayawijiya. Puncaknya yang tertinggi antara lain Puncak Trikora, Jaya, Yamin dan Mandala. Suku Dani, Yali, Ndunga and Ngalum mendiami wilayah ini.
Puncak Jaya yang berada pada ketinggian 5,500 meter di atas permukaan laut merupakan puncak tertinggi di Papua bahakan di Indonesia. Di puncak bisa ditemukan salju. Untuk mencapai puncak ini diperlukan waktu sekitar 10 and 20 hari. Puncak  Castensz terletak di bagian dinding utara pegunungan ini, sementara di bawahnya adalah New Zealand Pass, area pendakian yang paling berbahaya dan sangat ditakuti para pendaki.

Minggu, 28 November 2010

GOa "JAPAN" Biak

Obyek wisata ini bernama lengkap Situs Gua Jepang Binsari,merupakan bukti sejarah terjadinya Perang Dunia II yang terletak di desa Sumberker Kabupaten Biak Numfor dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat sekitar 3 km sebelah barat kota Biak.
Berbeda dengan gua-gua Jepang pada umumnya, gua jepang yang ada di Biak ini merupakan gua alam yaitu gua yang terbentuk secara alami oleh proses Hidrologi Karst ( pembentukan lubang oleh aliran air dalam waktu yang sangat lama ). Gua yang memiliki panjang 3 km ini ditemukan oleh tentara Jepang pada tahun 1943. Di mana pintu gerbangnya sebagai tempat masuk tentara Jepang ini terletak di Pantai Parray Desa Parray berbeda dengan pintu masuk Gua Jepang sekarang yang berada didesa Sumberker. Gua alam ini kemudian difungsikan sebagai tempat perlindungan, pertahanan maupun gudang penyimpanan.
Pada bagian atas Gua Jepang ini terdapat lubang yang cukup besar sehingga membuat keadaan di dalam gua menjadi terang benderang oleh sinar matahari, konon ceritanya lubang tersebut akibat serangan udara pesawat US. Yup.... tepatnya pada tanggal 7 Juli 1944, pasukan US di bawah pimpinan Mc Arthur menyerang gua Jepang yang menjadi tempat persembunyian tentara Jepang. Selain menjatuhi bom, pasukan Amerika ini juga menjatuhkan berdrum-drum bahan bakar yang kemudian ditembaki dari udara. Hal tersebut membuat gua dipenuhi dengan api dan terjadi ledakan dahsyat berkali - kali. Saking dahsyatnya kebakaran tersebut berlangsung sampai berbulan-bulan. Dalam serangan tersebut 3.000 tentara Jepang terkubur dan tewas seketika. Dan untuk mencapai pintu masuk gua, kita harus menapaki anak tangga yang lumayan banyak banget..lumayan berkeringat dah..^_^
O,ya di kawasan obyek wisata Gua Jepang ini juga terdapat Museum yang berisi benda - benda bersejarah, peralatan dan perlengkapan perang tentara Jepang yang konon ditemukan di dalam Gua Jepang dan sekitarnya seperti peneng ( kalung dengan liontin yang terbuat dari logam biasanya berfungsi sebagai tanda pengenal ), helm, granat, pistol, dan masih banyak lagi deh. Situs Gua Jepang saat ini dikelola oleh Yayasan Binsari.
Hmm, bila masih ada waktu dan kesempatan ingin rasanya saya mengunjungi Gua Jepang ini lagi. Ada yang mau ikut...???^_^ 

Padaido Beach

Padaido adalah sebuah kepulauan yang terdiri dari 30 pulau kecil dan terletak di sepanjang sisi tenggara Pulau Biak. Pulau ini memiliki keindahan taman laut yang paling indah di dunia, sehingga mengundang para divers (penyelam) dari dalam dan luar negeri.
Terlindung dari ganasnya ombak Samudera Pasifik oleh Pulau Biak dan terletak di perairan yang tenang di teluk Cendrawasih, Kepulauan Padaio merupakan tempat yang paling sempurna untuk melakukan berbagai petualangan bawah air. Padaido adalah sebuah kepulauan yang terdiri dari 30 pulau kecil dan terletak di sepanjang sisi tenggara Pulau Biak. Dahulu kepulauan ini bernama Kepulauan Schouter, berasal dari nama pemimpin rombongan pelaut Belanda yang pertama kali menemukan kepulauan itu pada 1602, William Schouter.  

Jumat, 26 November 2010

Beautiful Island "Raja Ampat"

Suara burung berkicau terdengar samar-samar. Hal pertama yang teraba saat membuka kelopak mata pagi hari ini (16/11/10). Berbagai suara burung bersahutan yang terdengar makin jelas mulai membangunkan alam sadar.
Di dalam cottage kayu dengan sinar matahari berusaha mengintip dari sela-sela tirai jendela. Dikelilingi pepohonan rimbun yang membuat kita merasa berada di tengah hutan. Sementara beberapa meter dari depan cottage terdengar suara ombak-ombak kecil menghempas pelan ke pantai.
Home. Inilah rumahku. Itulah yang selalu saya rasakan pada momen-momen seperti ini.
Malam tadi tidak lama setelah meletakkan tas di cottage kami disambut oleh kus-kus bertotol yang merambat turun dari pohon depan cottage. Saat sarapan pagi disapa oleh biawak pantai yang muncul dari balik pohon. Sedikit siang dimampiri burung dara mahkota (mambruk) yang lewat di sebelah cottage. Makan siang diiringi suara kumbang bersahutan menggema dari arah pepohonan.
Kami baru sampai semalam di Raja Ampat dan baru berkesempatan diving sekali pagi tadi. Diving yang ditandai pertemuan dengan Pygmy Seahorse (kuda laut kerdil) seukuran setengah senti sampai dengan Wobbegong Shark seukuran satu meter. Namun dalam waktu yang singkat ini seakan alam beserta penghuninya sudah ingin membuktikan sesuatu. Bahwa bukan tanpa alasan Raja Ampat dikenal dengan kekayaan alamnya.
Di bawah laut, jumlah jenis terumbu karang, ikan, dan moluska Raja Ampat dianggap tertinggi di dunia. Di atas permukaan, hamparan air laut berwarna biru kehijauan menggoda untuk dicemplungi. Gugusan pulau kecil dan besar dengan julangan pohon-pohon hijau rimbun menghiasi pemandangan. Pulau-pulau ini merupakan habitat berbagai jenis burung dan mamalia serta reptil, sebagian darinya endemik atau merupakan satwa khas Papua yang dilindungi. Sebagian lagi merupakan jenis yang baru ditemukan.
Tidak heran banyak yang mengatakan Raja Ampat adalah surga. Di bawah laut dicengangkan oleh banyaknya variasi dan warna-warni kehidupan. Di atas permukaan laut, dimanjakan oleh pemandangan alam yang memukau. Kalau kata Alfred Russel Wallace (1860) tentang Raja Ampat, "one of the most singular and picturesque landscapes I have ever seen". Kalau kata saya, fotojenik!

Kamis, 25 November 2010

"Wari Beach "

Pantai Wari
 Pantai Wari, masih menyisakan sejarah pernah diterjang oleh Badai Gelombang Tsunami pada tahun 1996 namun masih terlihat sangat indah dan bersih karena dikelola secara baik oleh masyarakat setempat. Perbatasan antara pantai dengan jalan raya dibangun pagar sederhana dari kayu, pagar dari kayu lokal yang dibiarkan polos tanpa cat, menambah warna alami pantai ini. Untuk mengenang pengalaman beberapa tahun silam, pengelola memberi sebutan lain yang tertulis di papan nama pintu masuknya dengan nama Pantai Tsunami.

Beautiful Waterfall "Warsa" in Biak Papua

Air Terjun di Desa Warsa, mempunyai ketinggian 9 meter dan mengaliri sungai di sekitar desa. Karena airnya yang sejuk dan jernih, masyarakat sekitar memanfaatkan sumber daya ini untuk mandi dan cuci. Anak-anak Kampung Warsa memanfaatkannya sebagai tempat bermainnya, disekitar air terjun terdapat kolam kecil yang dingin dan cukup dalam, cukup untuk menampung beban tubuh anda jika berani meloncat dari atas tebing air terjun ke kolam.
Kolam pemandian ini dikelola oleh masyarakat, dengan ristribusi masuk cukup murah yang lebih tepat sebagai pengganti biaya perawatan dan kebersihan. Tersedia kamar ganti pakaian sederhana dan lahan parkir yang cukup memadai.